Standar Ulama Dalam Ilmu Aqidah

Thursday, October 26, 2017

Standar Ulama Dalam Ilmu Aqidah


Oleh : Fauzan

Ilmu Aqidah itu memiliki 8 kitab, dan kitab-kitab tersebut terbagi kedalam beberapa bab, yang membahas apa yang harus diyakini oleh setiap muslim sesuai dengan yang diyakini oleh salaf, yang di dapat langsung dari Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam secara mutawatir melalui sanad-sanad terpercaya.

Kitab pertama adalah kitab ilmu, yang terdiri dari beberapa bab, mulai dari muqadimah kenapa manusia beraqidah, untuk mencari jawaban tanpanya manusia tak akan pernah merasa puas “aku darimana, apa yang harus kulakukan, mau kemana”, lalu apa timbangan benar dan salah?. Timbangannya adalah ilmu, lalu pengertian ilmu dan sejarahnya, lalu apa saja alat yang dipakai untuk mendapatkan ilmu dan dasar pemikirannnya (akal, indra dan kabar dari yang sudah memakai indra), lalu bagaimana menggunakannya, kapan dipakai, dan apa yang bisa dihasilkan dengan memakainya, setelah jelas timbangannya naik ketahap selanjutnya.

Kedua, Kitab ilahiyat (ketuhanan), yang membahas tentang pencarian manusia terhadap asal muasalnya, apakah terjadi dari alam atau ada yang menciptakan, inti pembahasannya adalah apa itu alam dan apa sifat-sifatnya (dikenal dengan maqulat asyarah fi ilmil kalam), lalu apa itu tuhan dan apa sifat-sifatnya.

Ketiga, Kitab ghaibiyat (iman pada malaikat), ini menjawab pertanyaan “sekarang manusia tau darimana berasal, tapi dia tidak tahu apakah ada tugas yang dia lakukan, karena dia tidak jumpa dengan tuhan, apakah ada dunia lain yang tidak kita ketahui?”, disini dibahas tentang keterbatasan indra, lalu pembuktian apakah ada alam lain diluar sana? Kalau ada bagaimana bentuknya? Apakah kita bisa tahu, lalu masuklah pada pembahasan alam ghaib dan alam syahadah.

Keempat, Kitab pembawa kabar (rasul), disini menjawab pertanyaan “kami tau kalau dunia terbagi-bagi, tapi siapa yang memberitahu kepada kami tentang apa yang harus kami lakukan? Dari tuhan sendiri? Atau melalui utusannya? Dari alam ghaib? Atau alam syahadah (materi)?”. Kemudian pertanyaan dimulai dengan pertanyaan adakah tuhan menyampaikam sendiri? Jika tidak ada, maka adakah utusannya? Kalau dari alam ghaib apa saja syarat-syaratnya untuk membuktikan bahwa dia benar utusan tuhan, atau dari alam materi juga sama, mulai pembahasan tentang sifat para utusan dan tanda bukti mereka (mukjizat), lalu bagaimana orang yang memiliki sifat dan tanda mirip itu tapi bukan utusan?

Kelima, Kitab pemberitahuan tugas (risalah/kitab), setelah terbukti ada tuhan dan ada utusannya maka apa yang dibawa utusannya? Siapa saja dalam sejarah yang menjadi utusan, seorang atau banyak? Lalu apa saja risalah yang mereka bawa? Jika utusannya lebih dari seorang, mana yang harus digunakan sekarang? Lalu apa bukti bahwa risalah yang dibawa itu benar-benar masih asli dari para rasul (ulumul quran dan ulumul hadis), lalu bagaimana memahaminya (bahasa arab dan ushul fiqh), dari situ kita akan tahu tugas apa yang harus kita lakukan, posisi para pelindung risalah (sahabat).

Keenam, kitab kemana arah hidup (iman pada hari kiamat), disini agar hidup kita ada tujuan, dan setelah melakukan tugas apakah akan berlalu begitu saja? Apa bedanya yang melakukan tugas atau tidak? Apakah ada akhir dari kehidupan? Kapan itu? Dan apa tanda-tandanya. Mulailah pembahasan tentang dunia sebelum hidup, dunia ketika hidup, dunia setelah hidup dan pembagiannya, mulai dari sekarat, mati, alam barzakh, lalu kiamat, pembagiannya, dari tanda-tanda, lalu penghancuran, kebangkitan, pengumpulan, timbangan, shirath, surga dan neraka.

Ketujuh, Kitab menjawab kenapa harus diciptakan (takdir atau iman kepada qadha wa qadar), jawaban pada pertanyaan kenapa aku harus diciptakan? Lalu kenapa kemudian aku diazab? Apakah tuhan adil menciptakan aku begitu saja? Jawabannya ada disini.

Kedelapan, Penutup kitab iman dan islam, disini pembahasan apa arti iman? Apa arti islam? Siapa yang beriman? Siapa yang tidak? Apakah melanggar risalah bisa menjadikan seorang tidak beriman? Atau ada syarat lain? Atau punya tingkatan dalam pelanggaran, disini diberi tahu apa syarat kafir, siapa fasiq, siapa zindiq, siapa yang menilai? Kelompok apa saja yang ada sejak zaman nabi? Mana yang imannya benar? Mana yang bermasalah? Bagian kitab mana bermasalah? Kelompok mana yang masih islam? Mana yang sudah bukan islam? Mana yang selamat? Apa syaratnya? dan sebagainya.

Itulah 8 kitab utama tentang aqidah islam ahlusunnah wal jamaah, dan itu sudah tertulis bertahun-tahun dan dipelajari mayoritas muslim sejak bertahun-tahun lamanya, dengan pemahaman yang sama jika ada perbedaan tipis saja, tapi tidak keluar dari jalur besar, hingga semua jadi adrt yang jelas disetiap negara muslim, dimana jika melanggarnya berarti melanggar adrt ahlussunnah waljamaah. Di antara kitab-kitab yang sepakati dan kemudian dipelajari oleh jutaan orang juga diwarisi dari jutaan dari masa kemasa adalah kitab matan thahawiyah, matan samasirah, matan sanusiyah, mawaqif, maqasid, matan nasafiyah, iqtisad fil I’tiqad, jauharah, dan pemahaman ulama mayoritas adalah sama, baik di mahzarah syinqit, jami’ah fez dan qairawan maroko, ruwaq dan al azhar mesir, pesantren-pesantren di Indonesia, rubat hijaz dan yaman, kutab afrika dan iran, zawiyah mesjid syam dan iraq, darul ulum di anak benua, ma’had di china dan asia tengah dan rusia, pemahaman mayoritas ulama tentang kitab itu sama.

Jika ada satu dua ulama yang beda pemahamannya, maka akan langsung dikritik dianggap syaz (khusus dalam pendapat itu) tanpa mengingkari keulamaannya, seperti syaznya imam abu zahrah dalam masalah isra’ miraj, syeikh mahmud syaltut dalam masalah karaamah, ibnu taimiyah dalam masalah tajsim, ibnu rusyd dalam qidamnya alam, syeikh muhammad abduh dalam penafsiran akal, mereka semua masih dianggap ulama, bahkan rujukan tapi khusus dalam masalah ini mereka dianggap salah, makanya pendapat mereka tidak pernah bertahan lama dan tidak pernah menjadi mayoritas, mereka yang memahami dan mewarisi dengan mutawatir inilah yang disebut sawadul a’dham, karena terus menjaga aqidah dalam 8 bab ini sejak zaman rasulullah tanpa perubahan. Wallahu a’lam

0 comments :

Post a Comment